Love Scamming Menjerat Staf Media Pribadi Presiden Prabowo: Modus, Kerugian, dan Proses Hukum

Jakarta – Kasus penipuan daring kembali menyita perhatian publik. Kali ini, korbannya adalah Kani Dwi Haryani, seorang mantan reporter televisi nasional yang kini menjabat sebagai staf media pribadi Presiden Prabowo Subianto. Ia menjadi korban penipuan berbasis asmara atau love scamming, dengan total kerugian yang dialami mencapai Rp 48 juta.

sumber : kompas.com

Kronologi Kasus

Kejadian bermula dari interaksi ringan di media sosial. Kani membalas komentar iseng dari akun Instagram yang mengaku sebagai seorang pilot bernama Febrian. Percakapan kemudian berlanjut ke aplikasi WhatsApp, di mana pelaku terus membangun kedekatan emosional dengan korban.

Pelaku secara bertahap meminta uang dengan berbagai alasan, seperti kebutuhan biaya kerja sepupu hingga pembayaran administrasi pelatihan di sebuah maskapai penerbangan. Karena terpengaruh oleh hubungan yang tampak romantis dan kredibel, Kani mengirimkan uang dalam beberapa tahap hingga totalnya mencapai puluhan juta rupiah.

Titik Balik: Kecurigaan Muncul

Kecurigaan Kani mulai muncul ketika ia berusaha mengirim bunga ke alamat sang “pilot” yang diberikan lewat WhatsApp. Ternyata, alamat tersebut fiktif. Merasa ditipu, Kani segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.

Penangkapan Pelaku

Setelah penyelidikan dilakukan, polisi berhasil menangkap pelaku pada Jumat, 12 Juni 2025. Mengejutkannya, pelaku yang selama ini menyamar sebagai pria ternyata adalah seorang perempuan berusia 21 tahun berinisial MS. Ia merupakan pengangguran asal Lebak, Banten.

Fenomena Love Scamming

Kasus ini kembali mengingatkan masyarakat akan bahaya love scamming—modus penipuan berbasis relasi asmara yang seringkali terjadi secara daring. Pelaku biasanya memanfaatkan emosi dan kepercayaan korban untuk mendapatkan keuntungan finansial. Mereka kerap menyamar menggunakan identitas palsu dan memainkan peran yang romantis dan meyakinkan.

Imbauan kepada Masyarakat

Pihak kepolisian dan pakar keamanan siber mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap interaksi daring dengan orang yang tidak dikenal, terutama jika percakapan mengarah pada permintaan uang. Validasi identitas dan latar belakang seseorang sangat penting, terlebih jika hubungan dibangun hanya melalui dunia maya.

Penutup

Kisah Kani Dwi Haryani menjadi peringatan nyata bahwa siapa pun dapat menjadi korban kejahatan digital. Meskipun berpengalaman dalam dunia media, Kani tetap bisa terjebak dalam jeratan manipulatif yang dimainkan oleh pelaku love scamming. Edukasi digital dan kewaspadaan emosional menjadi kunci utama untuk menghindari modus penipuan serupa di era komunikasi digital saat ini.

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url